Tingkatkan Sensus Online, BPS Jateng Gandeng Perguruan Tinggi

Yoyok Cahyo Nugroho
Yoyok Cahyo Nugroho, Wakil ketua sekretariat sensus penduduk BPS Jateng,.

Semarang, Idola Idola 92,6 FM – Badan Pusat Statistisk (BPS) Jawa Tengah menggandeng sejumlah perguruan tinggi di Jawa tengah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan sensus penduduk secara online. Beberapa perguruan tinggi itu diantaranya AIS Muhammdyah, Universitas Dipenogoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas Wahid Hasyim dan Universitas Negeri Solo.

Wakil ketua sekretariat sensus penduduk BPS Jateng, Yoyok Cahyo Nugroho mengatakan, setiap universitas nantinya akan menyediakan 100 mahasiswa dan 20 dosen pendamping untuk melakukan sosialisasi sensus online yang berjalan mulai tanggal 15-31 Februari 2020. Hal ini menyusul adanya penandatangannya kerjasama antara BPS pusat dengan forum statistik untuk mendukung pelaksanaan sensus penduduk.

“Jadi di setiap kampus kita bentuk namanya sahabat sensus, satu universitas itu 100 orang yang tugasnya mensosialisasikan sensus penduduk ke masyarakat,” ungkap Yoyok.

Yoyok mengatakan, setiap mahasiswa diberi target untuk membantu sedikitnya 30 keluarga untuk mengisi data melalui sensus online. Mahasiswa ini juga diharapkan juga bisa mensosialisasikan sensus online ke komunitas-komunitas yang dinilai lebih melek tekhnologi.

“Tugas mereka mengisikan sensus online keluarganya sendiri. Setelah itu mereka ditargetkan membantu 30 kepala keluarga bisa tetangga atau komunitas – komunitas,” ujar Yoyok.

Yoyok memastikan data kependudukan yang diberikan melalui sensus online terjamin kerahasiaanya, karena dilengkapi dengan password. Sehingga data yang telah dimasukkan hanya bisa diakses oleh orang yang memegang password itu sendiri.

“Sesus ini mudah banget melalui bps.co.id. Begitu sudah masuk kita akan diminta membuat password sehingga aman, karena hanya kita yang tau passwordnya,” tegas Yoyok.

Yoyok mengingatkan bahwa sensus pendudukan yang dilakukan setiap 10 tahun sekali ini sangat penting bagi pengambilan kebijakan dan program pemerintah. Untuk itu ia berharap masyarakat dapat mengisikan data kependudukan secara benar.

“Dengan mengisi sendiri secara online maka data yang dimasukkan pasti lebih valid dan lebih akurat,” pungkasnya. (tim)