Unjuk Rasa Anarkis Bukan Cermin Karakter Bangsa Indonesia

unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja
Aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di depan DPRD Jateng yang berakhir bentrok.

Semarang, Idola 92,6 FM – Belakangan ramai aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di berbagai daerah, dan berakhir anarkis hingga bentrok dengan aparat keamanan. DPRD Jawa Tengah menilai, aksi unjuk rasa anarkis bukan merupakan cerminan dari karakter bangsa Indonesia yang menunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Anggota Komisi A DPRD Jateng Sukirno mengatakan sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dan selaras dengan nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa sangat disayangkan hal itu terjadi. Padahal, Pancasila merupakan rumusan dan pedoman bagi bangsa dan negara dalam berperilaku.

Menurut Sukirno, aksi-aksi unjuk rasa yang berujung anarkis itu bukan cerminan dari karakter bangsa. Bahkan, patut dipertanyakan latar belakang dari aksi unjuk rasa tersebut.

“Perbuatan-perbuatan yang dilakukan generasi muda dan bahkan orang-orang tua di Indonesia ini demi kepentingan bangsa, atau demi kepentingan sendiri atau kelompok, itu tidak begitu jelas. Sehingga, kalau kayak itu apa itu satu karakter bangsa Indonesia? Apa itu karakter sendiri saja,” kata Sukirno saat menjadi pembicara “Membangun Karakter Bangsa”, Rabu (14/10).

Lebih lanjut Sukirno menjelaskan, karakter bangsa yang luhur akan mengedepankan komunikasi dan sikap saling toleransi.

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, berkaitan dengan aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja itu semua pihak diminta menahan diri. Bagi pihak-pihak yang keberatan dan menolak, disediakan wadah untuk memberikan masukan dan duduk bersama mencari solusi terbaik.

Menurutnya, pemerintah pusat akan mengirimkan salinan UU Cipta Kerja ke daerah untuk dibahas bersama dan dikomunikasikan dengan sejumlah pihak terkait.

“Hari ini dikirim drafnya dari DPR ke pemerintah (pusat), dan dari pemerintah akan diberikan kepada kita (di daerah). Harapan kita nanti yang di daerah, kita bisa menyampaikan kepada masyarakat . Rasa-rasanya semua sama, butuh pegangan dan butuh materi untuk bisa disampaikan,” ujar Ganjar.

Ganjar berharap, dengan komunikasi yang lebih baik akan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada semua pihak. (Bud)