Desa Sidomulyo di Boyolali Karantina Pemudik di Rumah Hantu

Moh Sawali
Gubernur Ganjar Pranowo ditemani Kades Sidomulyo, Moh Sawali melihat tempat karantina bagi pemudik yang nekat pulang kampung.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Perangkat Desa Sidomulyo di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali mempunyai cara unik, terhadap para pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman saat Lebaran. Yakni, pemudik yang nekat pulang kampung akan dikarantina di rumah angker di desa itu.

Kades Sidomulyo Moh Sawali mengatakan rumah karantina yang disebut angker itu, terletak di tengah hutan dengan jarak 300 meter dari permukiman penduduk. Pernyataan itu dikatakan Sawali saat menerima kunjungan Gubernur Ganjar Pranowo, kemarin.

Sawali menjelaskan, bangunan itu sebenarnya adalah musala dan sudah lama tidak terpakai. Sekeliling bangunan tumbuh semak dan pohon-pohon besar serta di depan bangunan terdapat sebuah sendang.

Menurut Sawali, tempat itu sengaja digunakan bagi pemudik yang nekat pulang kampung tanpa membawa surat keterangan kesehatan bebas COVID-19. Saat ini ada dua pemudik, yang menjalani karantina di bangunan tersebut.

“Kalau ada pemudik yang nekat tanpa membawa keterangan sehat dari dokter. Saat ini sudah ada dua orang yang dikarantina, dan itu betul-betul membuat efek jera bagi pemudik yang lain. Ada juga yang pulang tapi taat protokol, dalam artian isolasi di rumah selama dua hari dan swab Antigen. Biasanya sebelum pandemi, pemudik yang pulang bisa sampai 500 orang. Tapi sekarang di bawah 25 orang. Jadi, efek jeranya memang luar biasa,” kata Sawali.

Lebih lanjut Sawali menjelaskan, adanya bangunan angker digunakan sebagai karantina untuk pemudik yang nekat pulang kampung juga telah diviralkan di media sosial. Hal itu menjadi langkah antisipasi mendukung kebijakan pemerintah, yang melarang kegiatan mudik di hari raya tahun ini.

“Pas dua orang pemudik dikarantina di sana, kita viralkan ke medsos. Hasilnya ternyata membawa efek jera, dan jumlah perantau yang pulang kampung berkurang dari tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya. (Bud)