Ngobrol Seputar Efikasi Vaksin Sinovac bersama Prof Kusnandi Rusmil

Prof Kusnandi Rusmil
Prof Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Bandung. (Photo/ISTIMEWA)

Jakarta, Idola 92.6 FM – Sejumlah warga kerapkali bertanya-tanya, benarkah efikasi vaksin Sinovac berkurang setelah melampaui 3 hingga 6 bulan?

Menjawab itu, Prof Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Bandung menjelaskan, efikasi vaksin Sinovac berkurang setelah melampaui 3 hingga 6 bulan. Dari semula didapat 65,3% kini berkisar di 50%. Kalau antibodi seseorang masih ada, maka masih bertahan. Seandainya orang itu kena penyakit, antibodi yang dihasilkan pasca divaksinasi, bisa menstimulus kekebalan tubuh.

Vaksin Sinovac
photo/ISTIMEWA

Tidak ada perbedaan signifikan dengan menerima jenis vaksin covid-19 booster berbeda. Dijelaskan Prof Kusnandi, baik vaksin Sinovac, Pfizer, hingga jenis lainnya bisa menimbulkan respons imun tubuh yang baik melawan varian Delta hingga varian Mu. “Jadi misal vaksin 1 dan 2 pakai Sinovac, untuk vaksi booster sebaiknya dari yang lain,”tutur Nandi panggilan akrab Kusnandi Rusmil.

Lalu, benarkah efikasi vaksin Sinovac berkurang setelah melampaui 3 hingga 6 bulan? Bagaimana agar antibodi yang kuat tetap dimiliki seseorang yang telah divaksin? Benarkah butuh booster? Untuk mengetahui jawabannya radio Idola Semarang berbincang bersama Prof Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Bandung. (yes/ her)

Dengarkan podcast wawancaranya: