KSPI Jateng Sebut Tak Ada Gelombang PHK Masal

Seorang pekerja sedang menyelesaikan pekerjaan.
Seorang pekerja sedang menyelesaikan pekerjaan.

Semarang, Idola 92,6 FM – KSPI Jawa Tengah menyebut, ancaman resesi di tahun depan menjadi senjata guna menekan para pekerja. Isu adanya gelombang PHK masal pada tahun depan, hanya untuk menakut-nakuti buruh tidak menuntut kenaikan upah.

Sekretaris KSPI Jateng Aulia Hakim mengatakan dampak dari pandemi Covid-19 pada 2020 kemarin, memang dirasakan para pekerja karena sebagian besar harus dirumahkan para pengusaha. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, kemarin.

Aulia menjelaskan, pada saat pandemi kemarin memang diakui ada sejumlah perusahaan padat karya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sebagian pekerjanya. Tercatat, ada beberapa perusahaan besar di 35 kabupaten/kota di Jateng yang mengurangi jumlah pekerjanya untuk dirumahkan karena dampak pandemi.

Menurut Aulia, pada saat ini isu tsunami atau gelombang PHK sengaja ditiupkan untuk menekan para buruh tidak meminta kenaikan upah tahun depan.

“Terkait PHK, ancaman PHK. Sampai saat ini di Jawa Tengah menurut kami tidak ada. Data kami di 35 kabupaten/kota tidak ada yang namanya PHK,” kata Aulia usai bertemu gubernur Jateng di rumah dinas, belum lama ini.

Lebih lanjut Aulia menjelaskan, ancaman adanya resesi tahun depan menjadi senjata bagi sejumlah menteri atau pengusaha untuk menekan buruh tidak menuntut kenaikan upah.

“Yang dulu pas pandemi memang ada PHK, dan itu didata kami masuk berapa pekerja yang di-PHK. Tapi kalau tahun depan kami melihat tidak ada potensi PHK di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)