Pengen Untung Gede, Warga Kudus Ini Nekat Palsukan Minyak Goreng

Minyak goreng oplosan
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menunjukkan barang bukti berupa minyak goreng oplosan di kantor Ditreskrimsus, Selasa (22/2).

Semarang, Idola 92,6 FM – Berdalih mencari keuntungan berlebih di tengah kelangkaan minyak goreng di pasaran, dua warga Kudus nekat memalsukan minyak goreng dengan dioplos menambah cairan pewarna makanan. Harga jual minyak goreng oplosan itu, dibanderol senilai Rp16.500 per liternya.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan kedua tersangka yang diamankan aparat Direktorat Reskrimsus Polda Jateng masing-masing berinisial MNK dan AA, dan keduanya melakukan aksi pengoplosan minyak goreng di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kudus. Modus yang digunakan adalah mencampur minyak goreng curah, dengan air berisi pewarna makanan berwarna kuning. Sehingga, campuran cairan itu menyerupai minyak goreng pada umumnya. Pernyataan itu dikatakan saat melakukan gelar ungkap kasu di kantor Ditreskrimsus, Selasa (22/2).

Kapolda menjelaskan, dalam sekali melakukan pengoplosan minyak goreng dengan air berisi campuran pewarna makanan itu keduanya mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp5,6 juta lebih. Sedangkan lokasi pemasaran ada di wilayah Kudus, Pati dan Rembang.

Menurut kapolda, aksi pengoplosan minyak goreng sudah dilakukan kedua tersangka sejak tiga bulan.

“Dia mencari untung dengan cara mencampurkan minyak (goreng) asli dengan (air) zat pewarna. Bahwa pelaku sudah kita endus, dia melarikan diri ke Pacitan dan berhasil kita amankan. Kita sudah koordinasi ke polres jajaran untuk melakukan penyelidikan, karena ini sebagai pintu awal dan kita akan kembangkan lebih lanjut,” kata kapolda.

Lebih lanjut kapolda menjelaskan, barang bukti yang diamankan dari tangan kedua tersangka adalah satu jeriken berisi 17 liter minyak goreng asli dan 20 jeriken masing-masing berisi air pewarna makanan serta lima jeriken masing-masing berisi 25 liter air biasa. Termasuk uang tunai hasil penjualan sebesar Rp600 ribu, dan satu bendel nota penjualan.

“Pasal yang disangkakan adalah UU Nomor 9 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara atau denda paling banyak Rp2 miliar. Serta Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, ancaman hukuman paling lama empat tahun penjara,” tandasnya. (Bud)