Stok Daging Kerbau di Jateng Menipis

Akhmad Kholisun
Akhmad Kholisun, Pemimpin Wilayah Bulog Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kanwil Bulog Jawa Tengah meminta tambahan stok daging kerbau ke Jakarta, dan saat ini sedang dalam proses pengiriman. Daging kerbau mulai diminati masyarakat Jateng, sehingga Bulog selalu kehabisan stok.

Pemimpin Wilayah Bulog Jateng Akhmad Kholisun mengatakan untuk stok daging kerbau, saat ini memang stoknya menipis akibat tingginya permintaan di masyarakat. Bulog Jateng sedang meminta stok daging kerbau ke Bulog Kanwil DKI Jakarta, dan saat dalam proses pengiriman. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.

Akhmad menjelaskan, Bulog mendapat kuota untuk impor daging kerbau pada awal tahun ini sekira 20 ribu ton. Daging impor itu didrop di Jakarta, dan kemudian dibagikan ke seluruh kantor wilayah se-Indonesia. Terutama, untuk kantor wilayah yang memiliki potensi penjualan.

Menurutnya, konsumsi daging kerbau terbesar se-Indonesia ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan serta sebagai Sulawesi. Sedangkan untuk dil wilayah Pulau Jawa, tidak 100 persen membutuhkan daging kerbau.

Khusus untuk Jateng, daging kerbau sudah mulai dikenal masyarakat sehingga penyerapannya cukup tinggi.

“Kerbau saat ini stoknya menipis, hanya sekitar sembilan ton. Tetapi kami juga sedang dalam proses, permintaan untuk move dari Kanwil DKI ke Jawa Tengah. Stok kami kemarin ada sekitar 70 ton, hanya dalam jangka waktu tiga minggu saat ini stoknya hanya tinggal sembilan ton. Artinya, masyarakat Jawa Tengah sudah mulai familiar dengan daging kerbau di luar daging sapi,” kata Akhmad.

Lebih lanjut Akhmad menjelaskan, untuk harga daging kerbau per satu kilogramnya dijual dengan harga Rp78 ribu.

Diketahui, Kementerian Perdagangan meminta Bulog segera memenuhi kuota impor daging beku asal India sebanyak 20 ribu ton. Hal itu dilakukan, untuk mengamankan pasokan kebutuhan daging saat bulan puasa tahun ini.

Sampai dengan saat ini, realisasi impor daging kerbau beku asal India dari Bulog baru mencapai 12 ribu ton. (Bud)