Bagaimana Memanfaatkan Peluang Bonus Demografi di Tengah Ancaman Jumlah Lajang yang Terus Meningkat?

Jomblo
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam satu dekade belakangan, jumlah lajang atau jomblo meningkat tajam. Anak muda usia 26 hingga 30 tahun yang memilih tetap single naik sekitar 8%. Hal itu dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari meningkatnya pengangguran, menurunnya tingkat kesejahteraan para pemuda hingga mayoritas pemuda yang tak punya rumah sendiri.

Meski terlihat sepele, berdasarkan analisa yang dilakukan CNBC, negara bisa terancam jika muda-mudinya keasyikan menjomblo. Belum lagi, ada yang memilih child free (keputusan untuk tidak memiliki anak setelah menikah) turut berkontribusi pada masalah. Sebab, ujungnya bonus demografi yang tinggal 13 tahun lagi akan menghilang. Indonesia akan terjebak dalam middle income trap seperti yang terjadi di negara-negara Amerika Latin.

Lalu, bagaimana kita mengantisipasi persoalan ini? Apakah dengan adanya fenomena inikita masih bisa memanfaatkan peluang Bonus Demografi yang tinggal 13 tahun lagi? Intervensi seperti apa yang bisa dilakukan Pemerintah agar Indonesia terhindar dari middle income trap?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Prof Rahma Gafmi (Ekonom/Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya) dan dr Hasto Wardoyo (Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: