
Yogyakarta, Idola 92.6 FM-Melihat ekosistem hutan yang semakin terancam—khususnya keberadaan burung-burung di hutan, sosok satu ini tergerak. Ia dan tim menggagas sebuah kelompok tani bersama masyarakat sekitar. Kelompok itu berfokus untuk menjaga kelestarian hutan, khususnya untuk menyelamatkan populasi burung.
Sosok peduli lingkungan itu yakni Sujarwo, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi Jatimulyo Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Atas dedikasinya tersbut, ia meraih Penghargaan Kalpataru 2024 kategori Penyelamat Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
“Mulai sejak 2014 bareng dengan terbitnya perdes mengenai lingkungan hidup, di awal Wanapaksi ikut menyusun perdes, saat itu kami meminta penjagaan burung, tapi ada pamong yang memiliki wawasan luas tentang penjagaan habitat yang lain maka otomatis habitat burung akan terjaga,”tutur Sujarwo kepada radio Idola Semarang, pagi (25/09) tadi.
Berbagai program dijalankan di KTH Wanapaksi, seperti konservasi bersama warga, peternakan lebah klanceng, ekowisata pengamatan burung hingga program adopsi burung bersarang.
“Kami di Wanapaksi memiliki wisata edukasi di antaranya pengamatan burung, budidaya lebah triguna, proses pembuatan kopi, dan proses pembuatan gula jawa. Untuk program unggulan adopsi sarang burung, ini merupakan jawaban dari perdes, perdes memuat seluruh burung di Jatimulyo dilarang diburu, burung kan memiliki manfaat secara langsung dan tidak langsung, secara langsung menghasilkan uang, secara tidak langsung yaitu mencaga ekosistem,”tambahnya.
Menurut Sujarwo, Kalpataru memang penghargaan tertinggi. Tapi bagi KTH Wanapaksi, ini merupakan awal mula dalam membuat berinovasi.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Sujarwo, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta/peraih Penghargaan Kalpataru 2024.(yes/her)
Simak podcast wawancaranya: