Ancaman Bencana Longsor Dan Banjir Meluas, Apa yang Mesti Kita Perbuat?

Semarang, Idola 92.6 FM-Bencana banjir dan longsor terus mengancam sejumlah daerah. Selain dipicu hujan lebat, kondisi tanah yang labil ikut memicu bencana ini. Kondisi itu pula yang menghambat pencarian korban yang tertimbun longsor seperti yang terjadi di Kabupaten Ponorogo dan Nganjuk baru-baru ini. Dari bencana ini tercatat, puluhan nyawa melayang dan kerugian material yang belum tertaksir.

Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Supriyati Dwi Andreastuti mengungkapkan sekalipun saat ini curah hujan menurun, risiko bencana gerakan tanah masih relatif tinggi. Memasuki akhir musim hujan , bencana longsor dikhawatirkan justru meningkat. Meningkatnya kerentanan ini, karena tanah kebanyakan sudah jenuh air sehingga hujan sedikit juga bisa memicu gerakan tanah apalagi sejumlah daerah telah diidentifikasi mengalami retakan tanah.

BNPB mencatat, tren bencana kedepan terus cenderung meningkat, diantaranya 92% adalah bencana hidrometeorologi. Peningkatan bencana disebabkan oleh faktor alam dan antropogenik. Faktor alam meliputi dampak perubahan iklim global dimana frekuensi hujan ekstrim makin meningkat dan kerentanan lingkungan. Sedangkan, pengaruh antropogenik meliputi tingginya degradasi lingkungan, permukiman di daerah rawan bencana, DAS kritis, urbanisasi, dan lainnya.

Lantas, bagaimana membentengi berbagai daerah dari ancaman bencana longsor dan banjir yang kian meluas? Upaya mitigasi seperti apa yang mesti terus dilakukan pemerintah? Lalu, kenapa kita selalu panik ketika ancaman bencana terjadi? Benarkah, kita sebenarnya belum siap menghadapi ancaman bencana?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan dua orang narasumber, yakni: Dr Wahyu Wilopo (peneliti longsor pada Fakultas Teknik Sipil UGM Yogyakarta) dan Hary Tirto Djatmiko (humas BMKG). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: