KPW Bank Indonesia Jateng Akan Buat Program Penguatan Kelembagaan Petani

Magelang, 92.6 FM-Jawa Tengah merupakan salah satu sentra produksi pangan nasional, dan menyumbang 38,33 persen produksi bawang merah nasional, 29,24 persen produksi bawang putih nasional dan 17,24 persen produksi cabai rawit nasional serta 16,11 persen produksi cabai besar nasional pada 2015 kemarin. Namun, tekanan inflasi di Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini, lebih banyak disumbang kelompok pangan yang justru dimiliki Jawa Tengah.

Oleh karena itu, untuk menyikapi tekanan inflasi di Jawa Tengah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah bersama pemerintah provinsi mencoba melakukan sejumlah program pengendalian laju inflasi. Salah satunya dengan klasterisasi sejumlah komoditas pangan yang ada di provinsi ini.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo mengatakan, klasterisasi yang sudah dilakukan itu merupakan implementasi dari Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat yang diluncurkan Presiden Joko Widodo awal April 2016 kemarin. Salah satu upayanya, adalah terobosan pembuatan program penguatan kelembagaan petani melalui pembentukan Badan Usaha Milik Petani.

Melalui penguatan kelembagaan petani itu, jelas Ponco, posisi tawar petani semakin kuat di dalam rantai distribusi pangan. Akhirnya, para petani bisa dan mampu membuat serta mengelola badan usaha sendiri dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Buat program penguatan kelembagaan petani melalui BUMP dan perbaikan logistik pangan strategis. Selain itu, optimalisasi agribisnis untuk memotong jalur distribusi yang panjang,” ujarnya.

Dengan penguatan kelembagaan BUMP itu, lanjut Ponco, akan memberikan efek positif terhadap pengembangan pertanian di Jawa Tengah. Sehingga, pada akhirnya memberikan nilai tambah kepada petani itu sendiri dan menyumbang pembangunan ekonomi Jawa Tengah. (Bud)