OJK: Literasi Pasar Modal Masih Rendah, Jauh Dibanding Literasi Perbankan

Semarang, 92.6 FM-Tingkat literasi maupun inklusi masyarakat tentang pasar modal, ternyata jauh berbeda jika dibanding keuangan atau perbankan. Sebab, di wilayah Jawa Tengah dan DIY ternyata tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap pasar modal masih sangat rendah. Bahkan,bisa dikatakan sangat memprihatinkan.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jateng-DIY Moch. Ihsanuddin mengatakan, perlu ada sosialisasi yang masif mengenai pasar modal kepada masyarakat. Dari hasil survei yang dilakukan pada 2013, tingkat literasi terhadap pasar modal hanya 2,75 persen. Sementara, untuk tingkat inklusi pasar modalnya lebih rendah lagi, hanya 0 persen.

Namun, lanjut Ihsanuddin, pada 2016 kembali dilakukan survei tentang literasi dan inklusi pasar modal, sedikit mengalami perubahan. Untuk literasi pasar modalnya meningkat menjadi 3,79 persen, dan inklusinya naik 0,1 persen.

“Bukan hanya OJK yang akan kerja keras melakukan sosialisasi pasar modal kepada masyarakat, tapi juga BEI, Danareksa Sekuritas dan perusahaan berjangka lainnya. Harapannya, masyarakat semakin paham tentang pasar modal dan bisa memanfaatkannya,” jelasnya, kemarin.

Lebih lanjut Ihsan menjelaskan, pihaknya akan terus memerbaiki tingkat literasi maupun inklusi pasar modal, agar bisa setara dengan tingkat literasi dan inklusi di bidang keuangan secara umum. Sebab, untuk bidang lainnya saat ini tingkat literasi masyarakat sudah mencapai 67 persen, dan inklus keuangan berada di atas 40 persen. (Bud)