Bagaimana Memberdayakan Perekonomian Perdesaan untuk Mengatasi Ketimpangan?

Semarang, Idola 92.6 FM – Masyarakat miskin desa dinilai masih bergantung pada jaring perlindungan sosial untuk meringankan beban pengeluarannya. Bantuan tunai dari pemerintah turut menekan angka kemiskinan. Namun perlu upaya ekstra untuk mengatasi ketimpangan dan memberdayakan ekonomi desa.

Terkait upaya itu, Pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial menjadi Rp381 triliun dalam Rancangan APBN 2019. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendorong ke usaha produktif perdesaan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2018 mencapai 15,81 juta orang (13,2 persen) turun dibandingkan Maret 2017 yang tercatat 17,1 juta orang (13,39 persen). BPS menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan antara lain adanya bantuan sosial pemerintah dan program beras sejahtera.

Lantas, bagaimana memberdayakan perekonomian perdesaan untuk mengatasi ketimpangan? Sudah memadaikan infrastruktur dalam menunjang upaya tersebut? Apa sesungguhnya, tantangan terbesar dalam upaya menumbuhkan perekonomian di perdesaan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Carunia Mulya Firdausy (Peneliti Senior Pusat Penelitian Ekonomi LIPI) dan Sugito (Kepala Desa Serang, Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga. Di tangan Sugito, Desa Serang kini menjadi magnet wisata alam dan agro di Jawa Tengah Bagian Selatan). [Heri CS]

Berikut diskusinya: