Kolaborasi Menjadi Kunci Sukses Menuju Kemandirian Desa, Bagaimana Mewujudkannya?

Semarang, Idola 92.6 FM – Kolaborasi para pihak menjadi kunci dalam upaya mewujudkan pertumbuhan perekonomian di desa. Kolaborasi yang padu antar elemen mulai dari pemerintah, swasta, akademisi hingga warga menjadi tonggak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Banyak contoh pengelolaan desa yang sukses di tengah banyaknya laju desa yang jalan di tempat atau malah tertinggal. Selain dengan berbagai pihak, kolaborasi antar tokoh lokal selaku eksekutor dan pengarah juga sangat diperlukan.

Salah satu contoh desa yang sukses mengelola sumber daya alam dan potensi desanya adalah Desa Pujon KIdul di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur. Desa Pujon Kidul dahulunya tak dikenal sama sekali oleh masyarakat luas. Kini, Desa Pujon Kidul tenar sebagai tujuan wisata kuliner, agrowisata, dan swafoto yang unik. Setiap akhir pekan ada 3 ribuan pengunjung dan sekitar 500 pengunjung di hari kerja.

Desa Pujon Kidul, Malang.

Bukti kreativitas pemerintah desa dan masyarakatnya—ada 6 unit usaha yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sejak 2017, warga mendirikan Kafe Sawah di atas tanah kas desa seluas 8.500 meter persegi plus lahan parker. Kafe itu menyedot 80 karyawan lokal. Setahun dari kafe itu saja memberi pemasukan desa Rp75 juta. Itu belum dari puluhan warung di sekitarnya yang diatur peraturan desa.

Lalu, jika Desa Pujon Kidul di Malang mampu demikian mandiri mengelola potensi perekonomian lokalnya—bagaimana dengan desa-desa yang lain di seantero Nusantara? Kolaborasi seperti apa yang mesti dilakukan agar sukses membangun kemandirian desa? Seberapa penting pula kreativitas pemerintah desa dalam membangun kemandirian desa?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Sosiolog Universitas Brawijaya Malang Wawan Sobari dan Kepala Desa Ponggok Kabupaten Klaten Junaedi. [Heri CS]

Berikut diskusinya: