Memperkuat Kerja Bersama Untuk Mengatasi Ketimpangan Yang Masih Mencemaskan

Semarang, Idola 92.6 FM – Upaya negara mengatasi ketimpangan pengeluaran dan pendapatan membutuhkan keterlibatan seluruh anak bangsa karena kemiskinan merupakan musuh yang harus dilawan bersama oleh rakyat Indonesia. Hal itu menjadi salah satu topik pembahasan pertemuan yang diinisiasi Perhimpunan Indonesia Tionghoa dengan sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Yogyakarta baru-baru ini. Ini digelar sebagai upaya mencari solusi mengenai ketimpangan yang masih mencemaskan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS, rasio gini per Maret 2016 mencapai 0,397 dan pada bulan yang sama tahun 2017 turun menjadi 0,393. Jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2017 tercatat mencapai 27,77 juta jiwa atau 10,64 persen dari total penduduk Indonesia.

Merujuk harian Kompas (4/1), dari data BPS tersebut menandaskan bahwa ketimpangan masih menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Keterlibatan semua elemen masyarakat untuk kerja bersama mengatasinya sangat penting agar jurang ketimpangan tidak semakin lebar, sehingga dapat memicu masalah lain, misalnya konflik social. Memberikan pelatihan kewirausahaan, memberikan akses pasar bagi produk usaha mikro dan kecil menengah, serta melatih kemampuan berbahasa asing bagi generasi muda agar mampu bersaing di pasar kerja menjadi beberapa bentuk kerja sama positif mengatasi ketimpangan. Pendidikan, kompetensi, dan akses pasar akan membuat masyarakat produktif sehingga bisa hidup sejahtera.

Lantas, bagaimana memperkuat kerja bersama untuk mengatasi ketimpangan yang masih mencemaskan? Dalam kemitraan ini, siapa saja yang mesti terlibat dan saling berkolaborasi? Bagaimana pula mengoptimalkan berbagai program pemerintah agar tepat sasaran?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Enny Sri Hartati (Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)) dan Prof Andreas Lako (Pengamat Ekonomi dari Unika Soegijopranoto Semarang). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: