Dinkop Jateng Siap Kembangkan Toko Santri Gayeng di 35 Kabupaten/kota

Wagub Taj Yasin (kanan) dan Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati (kanan) foto bersama dengan perwakilan santri yang mengikuti bintek pengembangan koperasi usaha pondok pesantren di Hotel Noormans, kemarin.

Semarang, Idola 92.6 FM – Sebanyak 120 pondok pesantren (ponpes) yang ada di wilayah Eks Karesidenan Kedu dan Pekalongan mengikuti bimbingan teknis (bintek) pengembangan koperasi usaha di ponpes di Hotel Noormas, Senin (22/7) malam. Bintek yang diikuti 60 santri itu merupakan angkatan ketiga dan keempat, serta mendapat pendampingan dari Sampoerna Ritel Community (SRC).

Wagub Taj Yasin mengatakan Pemprov Jateng terus mendorong para santri ponpes yang memiliki koperasi usaha, bisa lebih mandiri dan berdikari di dalam pengembangan usahanya. Sehingga, mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat yang tinggal di sekitar ponpes.

Menurutnya, hal itu sejalan dengan visi misi pemerintahan Ganjar Pranowo-Taj Yasin selama lima tahun memimpin Jateng. Yakni, mewujudkan ponpes di Jateng berdikari dan mandiri.

“Untuk mengembangkan Nawacita kami Pemprov Jawa Tengah, yaitu ingin mengembangkan usaha yang ada di bawah pondok pesantren. Kalau kita lihat data di Kanwil Kemenag Jawa Tengah, pondok pesantren ada 4.759 pondok. Saya berharap, di pondok pesantren ada produk yang memiliki pasar sendiri dengan manajemen pemasaran yang rapi,” kata Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, pada era revolusi industri 4.0 sekarang ini diharapkan bisa ditangkap pengelola koperasi usaha di ponpes untuk mengembangkan produk yang belum ada di pasar.

Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati menambahkan, pihaknya berharap dengan semua pengelola koperasi usaha di seluruh ponpes se-Jateng mendapatkan pelatihan akan semakin meningkatkan mutu dari koperasi usaha di ponpes. Sehingga, tujuan menyejahterakan ponpes mandiri dan berdikari sesuai visi misi gubernur dan wakil gubernur Jateng bisa tercapai.

Selain itu, koperasi usaha yang dimiliki ponpes juga bisa bersaing dengan toko-toko ritel di wilayah sekitarnya.

“Brandingnya kita adalah Toko Santri Gayeng SRC. Semua koperasi usaha ponpes brandingnya sama. Harapan kami, di 2020 nanti kalau sudah terwujud 35 Toko Santri Gayeng atau minimal 25 unit, kita akan buat DC,” ucap Ema.

Diketahui, Dinkop UKM Jateng bersama SRC sebelumnya juga telah melaksanakan bintek pengembangan koperasi usaha angkatan pertama dan kedua juga untuk wilayah eks Karesidenan Pati dan Surakarya. Dari 120 ponpes yang mengikuti bintek angkatan pertama dan kedua, sudah menunjukkan hasil positif. (Bud)