Jateng Oversupply Ayam Potong 40 Juta Ekor

Ayam-ayam gratis yang akan dibagikan kepada warga di kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Semarang, Rabu (26/6).

Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Lalu M. Syafriadi mengatakan adanya oversupply atau kelebihan pasokan sudah terindikasi sejak Maret 2019 kemarin, dan mulai terbukti dengan penurunan harga ayam secara tajam. Untuk di kabupaten/kota di Jawa Tengah, harga ayam tingkat peternak antara Rp6 ribu-Rp7 ribu per kilogramnya. Sedangkan di tingkat pedagang di pasar tradisional, harga ayam di atas Rp30 ribu per kilogram.

Oversupply yang ada di provinsi ini, jelas Lalu, mengindikasikan banyaknya peternak ayam ilegal, sehingga populasi ayam potong menjadi berlebih.

Menurutnya, data yang masuk menyebutkan jika ada sekira 40 juta ekor ayam potong siap jual di Jateng. Sehingga, hal itu menyebabkan harga ayam potong anjlok.

Lalu menjelaskan, pihaknya sudah bekerjasama dengan Satgas Pangan Polda Jateng dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) serta Lembaga Perlindungan Konsumen untuk menertibkan peternak-peternak tidak berizin di Jateng. Termasuk, pengawasan peredaran day old chick atau ayam baru menetas dari para integrator yang diberi izin.

“Di dalam Permentan Nomor 31 di Pasal 12 disebutkan bahwa 50 persen hasil day old chick tadi, diserahkan ke masyarakat. Kuncinya di situ. Diserahkan ke masyarakat inilah yang tidak terdeteksi, karena izin tadi ada di kabupaten/kota. Di sinilah problemnya, mas. Banyak peternak yang tidak teridentifikasi. Dan teridentifikasi ada 40 juta ayam potong yang siap jual, dan ini membanjiri Jawa Tengah,” kata Lalu saat dihubungi, Selasa (25/6) malam.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Jateng Parjuni mengaku kecewa dengan kebijakan dari Kementerian Pertanian yang menyebabkan provinsi ini oversupply ayam potong. Kelebihan pasokan itu dimulai dari tingkat pembibitan, hingga sampai ke pasar tradisional.

“Kebijakan yang diambil Kementan itu keliru, dan membuat kelebihan pasokan ayam tidak terkendali. Banyak ayam dari peternak yang tidak terserap pasar,” ucap Parjuni. (Bud)