Lebaran, Jangan Kalap Dengan Makanan Bersantan

Yulianto Prabowo, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah.

Semarang, Idola 92.6 FM – Sebagai hari kemenangan umat Islam yang berpuasa selama satu bulan penuh, bukan berarti semua makanan disantap dengan santai tanpa memerhatikan kondisi tubuh dan kesehatan. Bukannya merayakan Lebaran, salah-salah bisa terbaring di tempat tidur karena kebanyakan makanan yang bersantan dan pedas.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pada hari raya, masyarakat cenderung mengonsumsi makanan yang kaya santan dan minuman manis. Bahkan, tidak jarang tanpa memerhatikan komposisi makan secara berlebihan.

Menurutnya, kondisi tubuh perlu beradaptasi ketika usai menjalankan puasa sebulan lamanya. Terutama, sistem metabolisme tubuh makan dan minum yang semula tidak dilakukan di siang hari pada bulan Ramadan.

Yulianto menjelaskan, jika tidak memerhatikan pola makan, maka akan mengalami masalah kesehatan. Misalnya diare, kolesterol dan asam urat serta gula darah tinggi.

“Makanya hati-hati, ada perubahan-perubahan pola makan biasanya. Tadinya tidak banyak santan, terus banyak mengonsumsi makanan yang bersantan berpotensi intoleransi usus dan jadinya diare. Kemudian juga minum atau makan yang gulanya tinggi, harus hati-hati yang gula darahnya sudah tinggi. Ini harus diwaspadai,” kata Yulianto, Selasa (4/6).

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, pemicu penyakit tersebut yang berasal dari hidangan Lebaran harus dikontrol pola makannya. Apabila kondisi tubuh memang kurang memungkinkan, bisa disiasati dengan makan secukupnya saja.

“Jadi, jangan lengah saat merayakan Lebaran nanti. Waspadai gangguan kesehatan pascaLebaran,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Yulianto, sangat penting untuk mencegah daripada mengobati penyakit. Jadi, sebelum penyakit menyerang, ada baiknya mengatur pola makan dan pilih makanan yang akan dikonsumsi. (Bud)