Pekerja Serabutan Mulai Sulit Penuhi Nafkah Keluarga

pekerja serabutan yang tinggal di pondok boro
Gubernur Ganjar Pranowo mengunjungi pekerja serabutan yang tinggal di pondok boro, belum lama ini.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pandemi COVID-19 yang belum berakhir ini, membuat para pekerja serabutan mulai kesulitan di dalam menafkahi keluarganya di kampung halaman. Hal itu diungkapkan sejumlah pekerja rantau yang tinggal di Pondok Boro, Kampung Sumeneban, Kota Semarang.

Rohinah, salah satu pekerja rantau asal Kabupaten Kebumen mengaku sudah cukup lama tinggal di Pondok Boro.

Menurutnya, kondisi sekarang ini membuat dirinya dan teman-teman yang lainnya kesulitan mencari nafkah. Sebab, wabah virus Korona membuat goyah sektor usaha dari skala besar hingga kecil.

Rohinah menjelaskan, untuk bisa pulang ke kampung halaman sekarang juga tidak bisa. Sebab, ada aturan melarang untuk pulang atau mudik.

“Ada yang dari Kebumen, ada yang dari Sragen. Kalau tinggal di sini seharinya Rp3 ribu, kalau sewa per kamarnya Rp125 ribu. Dibilang berdampak, semua pasti berdampak. Biasanya dulu kalau berjualan itu malam hari, terutama kami yang pedagang asongan,” kata Rohinah, belum lama ini.

Senada dengan Rohinah, Siswadi juga merasakan hal yang sama terkait dampak virus Korona.

Siswadi menjelaskan, sejak wabah virus Korona ini merebak, pemasukannya makin berkurang. Bahkan, pernah dalam sehari tidak ada pemasukan sama sekali. Padahal, dirinya harus tetap membayar sewa los dan biaya makan setiap hari.

“Saya di sini sudah hampir 15 tahun. Saya jualan kacamata keliling. Sebelum ada Korona, masih bisa nafkahi istri dan masih ada sisanya. Sekarang, jujur saja sudah satu bulan tidak ngasih ke istri,” ujar warga Kebumen ini.

Lebih lanjut Siswadi berharap, pagebluk ini bisa segera berakhir dan keadaan kembali normal. (Bud)