RSUP dr Kariadi Sebut Pasien Yang Meninggal Karena Bronkopneumonia

Agoes Oerip Poerwoko (tengah)
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko (tengah) memberi penjelasan terbaru kepada media terkait pasien yang meninggal dunia saat dalam masa pengawasan di ruang isolasi, Rabu (26/2) sore.

Semarang, Idola 92,6 FM – RSUP dr Kariadi Semarang kembali menjelaskan, jika salah satu pasien yang sedang dalam masa pengawasan di ruang isolasi meninggal dunia bukan karena positif terinfeksi virus COVID-19. Pasien yang dirawat sejak Rabu pekan kemarin itu, positif karena menderita Bronkopneumonia yang gejalanya mirip pasien terinfeksi virus COVID-19.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko mengatakan memang pada saat pasien datang, menunjukkan gejala infeksi virus COVID-19 dan ada riwayat usai melakukan perjalanan dari luar negeri. Pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia kurang dari 40 tahun itu, diketahui usai mengunjungi Spanyol dan Dubai.

Saat kembali ke Tanah Air, jelas Agoes, pasien tersebut dalam masa pemantauan dan beberapa kali melakukan perjalanan ke sejumlah kota di Jawa Tengah. Namun, kondisi kesehatannya terus menurun dan mengeluh sesak nafas hingga di rujuk ke RSUP dr Kariadi.

Menurutnya, pihak RSUP dr Kariadi sudah memberikan pemahaman dan pengertian kepada keluarga pasien. Tujuannya, untuk meyakinkan kepada keluarga jika pasien meninggal dunia bukan karena infeksi virus COVID-19.

“Proses ini yang sulit sebenarnya, bagaimana kita menjelaskan kepada keluarganya. Melarang keluarga pasien untuk mendampingi, atau menjenguk. Termasuk, dengan pemulasaran jenazah yang sudah kita proses di rumah sakit dan diserahkan ke pihak keluarga untuk proses pemakamannya. Itu semua yang kita lakukan, jika hasil laboratorium dari pasien ternyata positif,” kata Agoes, Rabu (26/2) sore.

Lebih lanjut Agoes menjelaskan, Bronkopneumonia merupakan peradangan terhadap paru-paru dan biasanya disebabkan karena virus atau bakteria. Namun, virus yang menjangkiti bukan berasal dari COVID-19.

“Hasil uji laboratorium dari Puslitbangkes Kemenkes yang kami terima, memang menyatakan jika pasien negatif terinfeksi virus COVID-19. Namun, hasil ini keluar sehari setelah pasien meninggal dunia,” pungkasnya. (Bud)