Epidemiolog Undip Sebut PPKM Darurat Efektif Jika Masyarakat Disiplin

Satlantas Polrestabes Semarang
Petugas Satlantas Polrestabes Semarang saat meminta pengendara sepeda motor putar arah karena jalan Pandanaran ditutup dari arah Tugu Muda.

Semarang, Idola 92,6 FM – Epidemiolog Undip menyebutkan, PPKM darurat bisa berjalan efektif jika dibarengi dengan peningkatan disiplin masyarakat. Termasuk, pemberian sanksi hukuman bagi masyarakat yang abai atau melanggar protokol kesehatan selama masa PPKM darurat.

Pakar epidemilog Undip Prof Suharyo Hadisaputro mengatakan pemerintah sudah memberlakukan PPKM darurat sejak 3-20 Juli 2021, dalam upaya menekan dan menghentikan penyebaran COVID-19 di dalam negeri. Namun, efektivitas PPKM darurat bisa dinilai berhasil jika diimbangi dengan peningkatan disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan. Pernyataan itu dikatakannya di sela webinar soal penyebaran COVID-19 di Jawa Tengah yang diadakan Undip, Sabtu (3/7).

Prof Suharyo menjelaskan, PPKM darurat bisa berjalan efektif dan mampu menghentikan penyebaran COVID-19 bergantung pada kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Apabila PPKM darurat dilakukan dengan ketat dan disertai hukuman bagi pelanggarnya, maka PPKM darurat menjadi efektif dijalankan.

Menurutnya, apabila hanya sebatas surat edaran atau kebijakan tanpa disertai sanksi kepada pelanggarnya akan tidak berarti apa-apa. Sehingga, dibutuhkan ketegasan untuk mendisiplinkan masyarakat.

“Protokol kesehatan dari masyarakat itu agak abai atau abai begitu ya. Lebih-lebih waktu kemarin ini ada acara-acara seperti Idul Fitri dan lain-lain, sehingga orang sudah agak abai untuk prokes ini. Kemudian ada varian baru delta. Dari 35 kabupaten/kota itu ada 25 daerah di Jawa Tengah ini zona merah, berarti kan 75 persen. Sehingga, dibayangkan bahwa kemungkinan memang super sprayed ini yang menyebabkan penularan yang begitu masif lewat udara,” kata Prof Suharyo.

Lebih lanjut Prof Suharyo menjelaskan, untuk menjadikan PPKM darurat berjalan efektif perlu ada kerja sama dan partisipasi dari masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan. Karena, secara epidemiologis ada beberapa faktor yang membuat kasus COVID-19 mengalami peningkatan selain karena abai terhadap protokol kesehatan.

“Kalau masyarakat tidak lengah, maka bisa menekan penularan. Kemudian program vaksinasi bisa dijalankan secara masif, untuk menciptakan kekebalan komunal,” pungkasnya. (Bud)