Menempuh Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi

Pemulihan Ekonomi

Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah upaya pemulihan ekonomi saat ini, hampir semua negara menghadapi tekanan fiskal yang sama. Aktivitas ekonomi yang terhenti akibat pandemi, memukul anggaran dari kedua sisi, yakni penurunan sangat tajam dalam penerimaan dan peningkatan sangat tinggi dalam pengeluaran. Akibatnya, defisit fiskal melebar dan utang pemerintah membengkak.

Demikian dikemukakan ekonom A Prasetyantoko dalam Kompas (96/04) lalu. Menurutnya, di tengah situasi tak menentu terutama akibat virus yang bermutasi, risiko “kegagalan fiskal” meningkat di beberapa negara.

Namun, ada hal yang menggembirakan jika kita melihat laporan Kementerian Keuangan mengenai perkembangan fiskal terkini. Pertama, Pandemi mulai terkendali. Jumlah kasus aktif dan penambahan harian menunjukkan penurunan. Kedua, kinerja manufaktur memasuki fase ekspansi atau di atas angka 50, meski masih di bawah rata-rata global 53,9. Ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 menurut proyeksi Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) naik dari 4,5 persen menjadi 4,9 persen.

Namun di sisi lain, sejumlah hambatan dalam penyaluran stimulus program pemulihan ekonomi nasional 2020 membuat pemulihan ekonomi Indonesia tahun ini menghadapi jalan terjal.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan per akhir Desember 2020, realisasi stimulus pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp579,8 triliun. Jumlah itu setara dengan 83,4 persen dari total anggaran Rp695,2 triliun.

Beberapa hambatan yang masih dihadapi pemerintah antara lain: daya serap anggaran insentif usaha yang melempem karena sosialisasi dan komunikasi dari regulator yang terbatas. Selain itu, akses terhadap perbankan, bank umum konvensional belum bergerak cepat menurunkan suku bunga pinjaman.

Langkah pemerintah memotong anggaran program perlindungan sosial disayangkan oleh sejumlah kalangan. Namun, pemerintah berdalih, agar lebih tepat sasara sehingga tak semua program perlindungan sosial tahun 2020 dilanjutkan pada 2021.

Lantas, menempuh jalan terjal pemulihan ekonomi nasional tahun 2021—upaya apa yang bisa dilakukan untuk mengakselerasinya? Hambatan apa saja yang mesti diantisipasi untuk memuluskan jalan menuju pemulihan ekonomi? Sudah tepatkah, langkah memotong anggaran program perlindungan sosial yang diambil pemerintah?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof. Ari Kuncoro ( Ekonom/Rektor Universitas Indonesia); Eko Listiyanto (Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)); dan Adhi S Lukman (Pengusaha/ Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI)). (her/ andi odang)

Dengarkan podcast diskusinya: