Panglima TNI: Perlu 2 Strategi Dalam Menghadapi COVID-19

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan keterangan kepada media usai melakukan peninjauan vaksinasi di Holy Stadium Semarang, Jumat (16/7) sore.

Semarang, Idola 92,6 FM – Panglima TNI menyatakan, kasus aktif COVID-19 di dalam negeri masih cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir ini. Oleh karena itu, diperlukan ada dua strategi khusus untuk menekan angka kasus sampai pada level paling rendah.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan ada dua hal yang harus dilakukan, untuk menekan kasus aktif sampai pada angka paling rendah. Namun demikian, hal itu memerlukan komitmen semua pihak. Pernyataan itu dikatakan saat melakukan peninjauan vaksinasi di Holy Stadium Semarang bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jumat (16/7) sore.

Menurut panglima, saat ini semua negara sedang melakukan peperangan menghadapi musuh yang tidak terlihat. Yakni COVID-19.

Panglima menjelaskan, di dalam menghadapi COVID-19 ini diperlukan peran semua pihak tidak hanya pemerintah dan TNI/Polri saja tetapi juga masyarakat. Mulai dari perorangan sampai kelompok, untuk bersama melawan COVID-19. Oleh karena itu, diperlukan adanya dua strategi khusus untuk menekan angka kasus aktif COVID-19.

“Ada dua strategi yang harus kita laksanakan. Yaitu strategi defensif, dan strategi ofensif. Defensif apa? Defensif adalah kita harus selalu melaksanakan 3M dan keempat adalah melaksanakan vaksinasi. Yang kedua adalah ofensif. Itu tugas dari tenaga kesehatan bagaimana melakukan testing, tracing dan treatment,” kata panglima.

Sementara itu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menambahkan, daerah-daerah yang ditetapkan melakukan PPKM darurat diminta mengambil langkah-langkah terbaik. Baik dalam upaya menurunkan bed occupancy rate (BOR), maupun menyiapkan langkah-langkah strategis bagi masyarakat yang terdampak COVID-19.

Menurut kapolri, penanganan COVID-19 paling efektif adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi.

Kapolri menjelaskan, untuk mencegah laju penularan COVID-19 itu maka harus dijaga mobilitas masyarakat. Yakni, dengan melakukan upaya-upaya pembatasan atau penyekatan.

“Karena kita melihat bahwa sampai saat ini angka terus tinggi. Tingkat kepatuhan tentunya harus terus ditingkatkan, sehingga ketiga hal tersebut bisa dilaksanakan dengan baik. Kita berharap, khususnya di wilayah Jawa Tengah ini bahwa seluruh kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik. Kedisiplinan terkait prokes juga semakin meningkat,” ucap kapolri.

Lebih lanjut kapolri menjelaskan, Polri akan membantu mendistribusikan bantuan sosial dari pemerintah kepada masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Harapannya, bantuan sosial yang diberikan pemerintah bisa berjalan dengan baik. (Bud)