Dinkes Demak Perkuat Fungsi Jogo Tonggo Antisipasi Peningkatan Kasus COVID-19

Bupati Demak Eistianah
Gubernur Ganjar Pranowo ditemani Bupati Demak Eisti'anah meninjau Posko PPKM Mikro di Desa Mangunjiwan, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Kabupaten Demak terus berupaya optimal untuk mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19, yakni dengan menguatkan fungsi dari Jogo Tonggo yang ada di setiap desa. Masyarakat juga terus diedukasi, untuk patuh pada protokol kesehatan selama pandemi belum berakhir.

Kepala Dinkes Demak Gufrin Heru Putranto mengatakan pihaknya telah melakukan perkuatan terhadap tempat-tempat isolasi terpusat, baik yang disediakan pemerintah desa maupun kecamatan hingga kabupaten. Pernyataan itu dikatakannya di sela mendampingi Gubernur Ganjar Pranowo tempat isolasi terpusat di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak, kemarin.

Menurut Gufrin, tempat isolasi terpusat di tingkat kabupaten memiliki 104 tempat tidur dan tingkat desa ada 1.400an tempat tidur.

Gufrin menjelaskan, sebagai langkah antisipasi adanya peningkatan kasus positif COVID-19 di Demak itu pihaknya memaksimalkan peran Jogo Tonggo. Seluruh masyarakat juga turut dilibatkan, agar penyebaran kasus tidak meluas.

“Kita sudah antisipasi, yaitu memperkuat peran Jogo Tonggo. Jadi Babinsa-Bhabinkamtibmas dan penguatan tempat-tempat isolasi yang terpusat. Baik tingkat desa maupun kecamatan, dan terakhir adalah tingkat kabupaten. Yaitu di Wisma Hasanah dan BKPP,” kata Gufrin.

Sementara itu bidan Desa Mangunjiwan, Ririn menyebutkan bahwa di desanya ada 50 orang yang dinyatakan positif terpapar COVID-19. Rinciannya 21 orang menjalani isolasi mandiri di rumah, dan 27 orang sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan ada dua orang yang meninggal dunia.

Menurut Ririn, warga desa banyak memilih melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing ketimbang dipindah ke tempat isolasi terpusat milik desa. Alasannya lebih nyaman di rumah sendiri.

“Karena di sini Mangunjiwan itu Jogo Tonggonya kuat, jadi mereka lebih nyaman di rumah. Dan dipantau sama pak RT dan pak RW. Bidan desa juga memantau seminggu dua kali. Kita juga memantau kondisinya apakah dia minum obat atau tidak,” ujar Ririn.

Ririn lebih lanjut menjelaskan, Satgas COVID-19 terus memastikan masyarakat yang menjalani isolasi di rumah tetap patuh pada protokol kesehatan. Apabila memang sudah tidak memungkinkan di rumah sendiri, maka diedukasi untuk pindah ke tempat isolasi terpusat milik desa. (Bud)