Tol Trans-Jawa: Sudahkah Keberadaannya Mendekatkan Jarak, sehingga Berimplikasi pada Rendah dan Murahnya Biaya Distribusi?

Tol
photo/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Sejuta asa bersemi seiring kehadiran Jalan Tol Trans-Jawa sejak 3 tahun lalu diresmikan Presiden Joko Widodo. tol Trans-Jawa diharapkan mampu menghadirkan harapan adanya efisiensi mobilitas, konektivitas yang lebih baik, dan dapat mendongkrak perekonomian.

Keberadaan tol Trans-Jawa yang merupakan program peningkatan infrastruktur transportasi juga menghadirkan sensasi perjalanan bagi pelaku perjalanan darat. Pemudik, wisatawan, pegawai pemerintah, dan pengusaha, kini memilih hilir mudik melintas jalan tol. Semua pergerakan melalui tol ini harapannya efektif dan efisien, memangkas jarak dan memperpendek waktu tempuh.

Kita ketahui, pembangunan tol Trans-Jawa dirintis sejak 40 tahun silam dan dinyatakan resmi terhubung pada 20 Desember 2018 lalu. Jalan tol itu membentang sepanjang 1.023 kilometer dari Merak di Banten hingga Probolinggo di Jawa Timur.

Lalu, kita bertanya-tanya, memasuki 3 tahun terhubungnya tol Trans-Jawa, sudahkah pemanfaatan jalan tol mampu menjadi daya ungkit perekonomian? Apakah Keberadaan jalan tol sudah bisa mendekatkan jarak, sehingga berimplikasi pada rendah dan murahnya biaya distribusi (biaya logistik)?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Eko Listiyanto (Wakil Direktur Institute for development of Economics and Finance (INDEF)); Agus Tony (Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah; dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: