Tips Klien Diabetes Melitus Tidak Mengalami Amputasi

Ilustrasi Cek Gula Darah
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Amputasi pada klien diabetes melitus sering terjadi akibat komplikasi yang sering disebabkan tingginya kadar gula darah dan gangguan aliran darah pada kaki.

Insiden amputasi secara global adalah sebesar kurang lebih 1 juta, di mana sebagian besar 84 persennya di antaranya disebabkan oleh komplikasi diabetes.

Pada kenyataannya, amputasi bisa dicegah dengan mengikuti beberapa langkah berikut ini:

  1. Kontrol gula darah dengan baik.
  2. Klien diabetes melitus harus memantau kadar gula darah mereka secara teratur dan menjaga agar tetap dalam rentang normal. Ini bisa dilakukan dengan diet sehat, berolahraga secara teratur, dan mengikuti pengobatan yang diresepkan dokter.
  3. Jaga kebersihan kaki. Klien diabetes melitus harus menjaga kebersihan kaki mereka dengan mencuci kaki setiap hari dan mengeringkannya dengan baik, terutama di antara jari-jari kaki. Jangan lupa, untuk memeriksa apakah ada luka kemerahan atau tanda-tanda infeksi pada kaki.
  4. Cek kaki secara berkala. Klien diabetes melitus harus memeriksa kaki mereka setiap hari untuk memeriksa adanya luka, bengkak, atau perubahan warna. Jika ada tanda-tanda masalah pada kaki, segera temui dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
  5. Pemakaian sepatu atau alas kaki yang sesuai dengan kaki. Tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Sepatu yang pas dapat mencegah luka pada kaki.
  6. Hindari merokok atau meminum alkohol. Merokok atau meminum alkohol dapat memperburuk masalah aliran darah pada kaki, sehingga ini dapat berisiko terjadinya luka yang susah sembuh dan akhirnya memicu terjadinya borok sehingga berisiko untuk dilakukan amputasi.
  7. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Karena Allah lah yang Maha Menyembuhkan.

Selengkapnya, berikut ini tips “Hidup Sehat dengan Nasihat Perawat” yang dipersembahkan oleh PPNI Jawa Tengah. Kali ini, nasihat disampaikan oleh Dr Arwani, Wakil Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah dan Dosen Poltekes Kemenkes Semarang. (ast/her)

Simak tipsnya: