Jateng Kolaborasi Berbagai Pihak Menuju Bebas TBC

Kolaborasi

Semarang, Idola 92,6 FM-Dalam upaya penanganan Tuberkulosis (TBC), Pemprov Jawa Tengah terus mendorong kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.

Sebab, merupakan penyakit menular yang menjadi masalah bersama.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan kasus TBC masih menjadi perhatian pemerintah, karena TBC merupakan penyakit yang berisiko pada kematian. Hal itu dikatakan saat kunjungan kerja ke Semarang, baru-baru ini.

Menurutnya, dalam satu tahun terakhir diperkirakan 134 ribu kematian yang artinya setiap jam ada 15 kematian akibat TBC.

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kasus TBC cukup tajam.

Imran menjelaskan, program USAID Bebas TBC menjangkau empat provinsi di antaranya adalah Jateng.

Apabila TBC di empat provinsi itu tertangani, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara, maka mampu membereskan TBC di Indonesia hingga 60-70 persen.

“Secara nasional, temuan kasus TBC sebesar 40 persen, temuan TBC anak sampai 250 persen. Ini menjadi perhatian, karena ada hubungan dengan stunting. Jika gizi jelek, anak mudah stunting. Dan anak dengan TBC, gizinya jelek,” kata Imran.

Sementara Sekda Jateng Sumarno menyatakan, pemprov sudah mencanangkan Jateng Bebas TBC.

Menurutnya, temuan kasus mesti didorong agar dapat dilakukan penanganan lebih baik.

“Temukan saja itu butuh effort. Makanya, penanganan TBC tidak bsa parsial, tapi butuh upaya kolaboratif,” ucap Sumarno.

Diketahui, Jateng menduduki peringkat pertama pengelolaan TBC.

Temuan kasus TBC terhitung tinggi, dari target 90 persen pada 2023 sudah tercapai 115 persen. (Bud)