Mereview Debat Cawapres, Bagaimana Performance Setiap Cawapres? Sudahkah Secara Substantif Menjawab Persoalan?

Debat Cawapres

Semarang, Idola 92.6 FM – Calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar, nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 03 Mahfud MD—tadi malam beradu gagasan dalam debat keempat Pilpres 2024—yang mengusung Tema: pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.

Dalam visi misinya, Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyinggung kegagalan program food estate di Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Cak Imin pun menyinggung nasib petani dan nelayan di Indonesia—yang kini tidak sepenuhnya menjadi perhatian pemerintah. Ia juga menyinggung banyaknya pihak yang prihatin kepada nasib food estate.

Senada dengan Muhaimin Iskandar, Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD juga menilai, program food estate gagal dan merusak lingkungan. Mahfud menyebut program itu justru merugikan Indonesia.

Selain itu, Cak Imin dan Prof Mahfud MD juga menyoroti program reforma agraria yang dinilai belum sesuai harapan. Sebaliknya, justru menimbulkan banyak kasus konflik agraria.

Sementara itu, Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka merespons kritikan terhadap program food estate. Menurutnya, memang ada kegagalan dalam pelaksanaannya, namun, ada juga keberhasilan dalam program food estate.

Lalu, membaca “antara intensi dan artikulasi” dalam Debat: bagaimana penampilan masing-masing cawapres dalam Debat Pilpres? Apakah secara substantif ketiganya sudah “beradu gagasan” ataukah sama-sama “terpancing” untuk sekadar mampu menjawab lawan? Mana ‘sub topik’ yang paling memperoleh pendalaman dan lebih menjawab persoalan di bidang: Pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Komaidi Notonegoro (Pengamat Energi/Direktur Eksekutif ReforMiner Institute), Dwi Andreas Santosa (Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University), dan Eko Cahyono, MSi (Peneliti dan Pegiat Sajogyo Institute dan Mahasiswa Doktoral Sosiologi Pedesaan IPB University). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: