Bagaimana Mengedukasi Generasi Milenial Agar Sadar Sejarah Melalui Literasi Dan Film?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemutaran kembali film Pengkhianatan G 30S/PKI bisa jadi memberi ruang bagi generasi milenial untuk referensi pembanding di internet sehingga mereka akan lebih obyektif menyikapi film tersebut. Namun, kegiatan menonton film hendaknya juga diimbangi dengan aksi literasi.

Merujuk pada harian Kompas (2/10), sejarawan Bonnie Triyana mengingatkan, generasi yang lahir pada 1980-2000-an, dengan segala keakrabannya pada teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan lebih kritis menyikapi pemutaran kembali film Pengkhianatan G 30S PKI. Dengan melihat film tersebut dalm perspektif lebih luas, kekhawatiran akan terwariskan dendam sejarah dapat ditepis. Pada konteks yang berbeda, film G 30S PKI yang dulu diproduksi pada masa Orde Baru kini diputar kembali.

Bonnie menyebut ada perbedaan mendasar ketika film itu sekarang diputar. Ketika film itu diputar pada masa Orde Baru, masyarakat akan percaya karena tidak ada referensi lain. Tetapi, generasi milenials sekarang begitu melihat film itu mereka bisa mencari ulasan film di internet lalu bertemu banyak referensi pembandingnya.

Lalu, bagaimana mengedukasi generasi milenial agar sadar sejarah melalui Literasi dan Film? Seberapa besar pula sebenarnya minat mereka dalam belajar sejarah? Sudahkah kurikulum pendidikan kita melakukan pendekatan yang memadai untuk menjawab persoalan ini?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Sejarawan JJ Rizal dan Prof Sutejo Kuwat Widodo (Sejarawan dari Universitas Diponegoro Semarang). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: