PHRI Jateng Mengaku Dampak Virus Corona Belum Terasa

Benk Mintosih
Benk Mintosih, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Indonesia sudah mencatat, ada 34 pasien dalam perawatan karena positif terinfeksi virus COVID-19. Akibatnya, dampak turunan dari penyebaran virus Corona itu mulai dirasakan sejumlah sektor usaha dan perekonomian di dalam negeri.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng Benk Mintosih mengatakan dampaknya memang belum begitu dirasakan, namun memang sudah ada indikasi penurunan okupansi. Terutama, bagi perhotelan dengan segmen resort atau vila di kawasan obyek wisata.

Benk menjelaskan, penurunan okupansi kamar hotel itu berkisar antara 10-20 persen tetapi tidak merata di semua kelas perhotelan. Misalnya di Kota Semarang dan Kota Surakarta, yang kebanyakan memainkan pasar bisnis atau MICE.

Menurutnya, memang diakui di awal Maret 2020 ini tingkat okupansi kamar hotel dibanding periode yang sama tahun kemarin mengalami penurunan.

“Kalau Jawa Tengah sih belum sampai segitu. Kalau turun, mungkin kisarannya 10-20 persen. Tapi itu tidak merata, terutama hotel-hotel yang sifatnya resort pasti berkurang. Misalnya vila, itu pasti berdampak. Kalau hotel di Semarang itu kebanyakan bisnis, jadi hanya dampaknya belum begitu terlihat. Kondisi Maret ini masih kalah dibanding tahun lalu,” kata Benk, Rabu (11/3).

Lebih lanjut Benk menjelaskan, dengan situasi saat ini jika masih berlangsung sampai April 2020 akan semakin memberatkan perhotelan. Bahkan, akan memengaruhi biaya operasional per bulannya.

“Yang kasihan itu hotel independen alias tidak dikelola secara grup, dan lokasinya kurang menguntungkan. Tentunya akan terasa imbasnya,” jelasnya.

Benk berharap, ada kebijakan dari pemerintah yang bisa menguntungkan hotel dengan memertimbangkan penangguhan pembayaran pajak dan listrik. Setidaknya, pemerintah bisa meniru Singapura yang memberikan kebijakan khusus bagi pelaku usaha. (Bud)