Dinkes Jateng Alihkan Perawatan Pasien COVID-19 Kudus ke Semarang

Akses menuju Kudus kota ditutup
Akses menuju Kudus kota ditutup. (photo: ANTARA)

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah terus memantau perkembangan kasus penularan COVID-19 di Kabupaten Kudus, karena diketahui angka kasusnya terus mengalami penambahan. RSUD Lukmono Hadi sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 dipandang tidak mampu menampung pasien, sehingga dialihkan ke RSUD Wongsonegoro Kota Semarang.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan ada tujuh rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus untuk penanganan pasien COVID-19, dan terbanyak berada di RSUD Lukmono Hadi dan RS Mardi Rahayu. Pernyataan itu dikatakan Yulianto saat pemaparan kasus COVID-19 secara virtual, Jumat (28/5).

Menurut Yulianto, bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sudah di atas 90 persen.

Yulianto menjelaskan, upaya untuk menurunkan potensi penularan kasus COVID-19 di Kudus harus dibarengi dengan langkah-langkah preventif. Salah satunya dengan penutupan tempat-tempat wisata, yang berpotensi terjadinya kerumunan masyarakat.

“Kabupaten sekitar rujukan lini satunya kami alihkan ke Semarang, ke RSUD Wongsonegoro. Untuk relaksasi, maka RSUD Lukmono Hadi meningkatkan jumlah tempat tidurnya hampir dua kali lipat. RS Mardi Rahayu kita tambah tempat tidurnya, dan dibutuhkan SDM-nya menggunakan perawat atau nakes yang ada di sana. Dan kita latih khusus untuk perawatan isolasi dan insentive care,” kata Yulianto.

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, dari kejadian kenaikan kasus penularan COVID-19 di Kudus juga berimbas kepada 20 tenaga kesehatan ikut terpapar virus Korona. Mulai dari dokter spesialis, dokter umum dan tenaga perawat.

“Yang paling banyak adalah klaster keluarga di sana. Itu karena prokesnya kendor. Prokes itu harus dilaksanakan tidak hanya di luar rumah, tetapi juga di dalam rumah,” pungkasnya. (Bud)