MUI Jateng Minta Masjid Yang Belum Terapkan Prokes Bisa Menyesuaikan

Jamaah mengikuti salat di MAJT
Jamaah mengikuti salat di MAJT dengan pembatasan kuota dan menjaga jarak.

Semarang, Idola 92,6 FM – MUI Jawa Tengah mendukung penerapan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan meminta seluruh masjid bisa menerapkan protokol kesehatan dengan kuota jamaah maksimal 50 persen. Terutama untuk wilayah Semarang Raya, Solo Raya dan Banyumas Raya.

Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan aturan yang mengharuskan tempat ibadah membatasi jumlah jamaah maksimal 50 persen dari kuota, tidak menjadi masalah dan sudah dilakukan sejak awal masa pandemi melanda.

Menurutnya, umat Islam di Jateng juga tidak memermasahkan adanya pembatasan jumlah jamaah maksimal 50 persen dari kuota. Bahkan, sudah banyak masjid yang mengatur jarak antar-jamaah dan menyediakan sabun untuk cuci tangan sebelum menjalankan ibadah salat.

Darodji menjelaskan, bagi tempat-tempat ibadah yang ada di wilayah pelosok atau terpencil untuk bisa menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Pihaknya juga akan menggandeng Kantor Urusan Agama (KUA) di pelosok daerah, berkaitan dengan pembatasan jamaah di dalam masjid atau tempat ibadah.

“Kita mendukung sekali pelaksanaan PSBB itu, karena kita memang kondisinya tidak bisa diprediksi. Semula kita sudah merasa aman, tapi sekarang meningkat lagi. Apalagi ada varian baru, sehingga PSBB kalau perlu dengan sanksi-sanksi itu dilakukan saya setuju sekali. Ada pun tempat ibadah secara umumlah itu, kebanyakan masjid sudah menyesuaikan. Kita mengimbau kalau bisa yang belum menyesuaikan, segera menyesuaikan. Baiturrahman itu mungkin tidak 50 persen tapi 30 persen dari kuota maksimal,” kata Darodji, Jumat (8/1).

Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo juga sepakat, bahwa pembatasan jumlah jamaah bisa diatur disesuaikan dengan kapasitas maksimal dalam satu tempat ibadah.

Menurut Ganjar, kegiatan keagamaan juga bisa memanfaatkan live streaming semisal mengajak doa bersama.

“Boleh dilaksanakan terbatas, selebihnya streaming dan selebihnya didaringkan. Mungkin perasaannya akan berbeda kalau melaksanakan secara langsung. Tapi inilah kondisi yang bisa disiasati,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar terus meminta masyarakat, untuk tetap patuh pada protokol kesehatan selama masa pandemi. Sebab, keberhasilan penanganan pandemi tidak lepas dari kesadaran masyarakat mematuhi protokol kesehatan. (Bud)