Bantu Petani, Bank Jateng Kucurkan Kredit Nol Persen

Panen raya padi
Petani melakukan panen raya padi.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Regional III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah-Yogyakarta mendukung Bank Jateng, yang mengucurkan kredit nol persen untuk sektor pertanian. Tujuannya, guna para petani terbantu untuk menggarap lahan pertanian tanpa terbentur biaya produksi.

Kepala Kanreg III OJK Jateng – DIY Aman Santosa mengatakan pada masa pandemi selama dua tahun terakhir ini, banyak sektor usaha yang belum bangkit dari keterpurukan karena COVID-19. Tidak hanya sektor UMKM, tetapi ada juga sektor pertanian. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya di sela peluncuran Kredit Pertanian Subsidi Bunga 0 % di kantornya, Kamis (11/8).

Aman menjelaskan, sebagai salah satu sektor yang terdampak pandemi itu usaha pertanian dihadapkan pada permasalahan struktural. Salah satunya adalah akses pembiayaan ke perbankan, karena masih dianggap tidak bankable dan sulit mendapatkan pinjaman.

Oleh karena itu, Bank Jateng hadir menawarkan kredit berbunga rendah dengan tujuan para pelaku usaha maupun petani kembali bangkit berusaha.

“Banyak dari sektor usaha yang belum bangkit karena terdampak pandemi, dan salah satunya adalah sektor pertanian. Nah di sini ada Bank Jateng yang membantu menawarkan kredit dengan bunga ringan agar mereka ini bisa terbantu,” kata Aman.

Lebih lanjut Aman menjelaskan, dengan memberikan akses permodalan kepada pelaku usaha sektor pertanian ini diharapkan bisa kembali bangkit.

Sementara itu Direktur Bisnis Dana Jasa dan UMKM Bank Jateng Irianto Harko Saputro menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian Jateng untuk penyaluran kredit pertanian nol persen. Sebab, Dinas Pertanian Jateng yang memiliki anggaran, untuk dimanfaatkan sebagai subsidinya.

Menurutnya, Bank Jateng akan menyalurkan kredit dengan bungan nol persen dan maksimal pinjaman sebesar Rp10 juta dengan jangka waktu maksimal lima bulan.

“Keberpihakan pemerintah ini kan sebenarnya kepada petani, diwujudkan dalam bentuk subsidi. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah kepemilikan lahan di bawah satu hektare, usaha pertanian berjalan enam bulan,” ujar Irianto.

Irianto menyatakan untuk pilot project dari kredit sektor pertanian sudah dilakukan di lima daerah di Jateng. Yakni Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, Kabupaten Pekalongan dan Wonogiri.

“Yang sudah dicairkan ada 58 petani dengan nilai kredit Rp518 juta. Ini wujud dari kepedulian pemerintah untuk para petani, supaya dapat keuntungan secara maksimal dan mendukung program pemerintah setelah pandemi,” pungkasnya. (Bud)