Pertamina Perkirakan Konsumsi BBM Naik 16 Persen Selama Lebaran

Antri BBM
Sejumlah kendaraan antre mengisi BBM di rest area jalan tol.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah memerkirakan menjelang hingga usai Lebaran nanti, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mengalami kenaikan sebesar 16 persen dari rerata konsumsi harian normal. Terutama, untuk jenis BBM Pertalite dan Pertamax Series yang paling banyak dikonsumsi masyarakat pengguna kendaraan.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho mengatakan pihaknya telah memersiapkan dan mengoptimalkan ketersediaan BBM, selama bulan puasa hingga memasuki Lebaran atau saat arus mudik dan balik. Pernyataan itu dikatakan saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.

Brasto menjelaskan, saat ini memang sudah terlihat adanya tren kenaikan konsumsi BBM jenis Gasoline (Pertalite dan Pertamax Series). Hal itu menyusul kebijakan pelonggaran dari pemerintah, dalam upaya membangkitkan geliat ekonomi di masa peralihan pandemi menjadi endemi.

Menurutnya, mendekati masa arus mudik Lebaran hingga usai nanti diperkirakan akan ada peningkatan konsumsi BBM jenis Gasoline sekira 16 persen dari rerata harian normal. Yakni dari 11.337 Kilo Liter (KL), menjadi 13.153 KL.

“Kami sudah membentuk satuan tugas untuk memantau dan memonitoring stok serta pasokan. Satgasnya sudah sejak kemarin mulai berjalan, nanti satgas akan berakhir di pertengahan Mei 2022. Kalau total untuk Gasoline, rencana nanti diprediksi naik sekitar 16 persen dari rata-rata harian normalnya. Total untuk BBM baik gasoline maupun gasoil itu, mencapai 17 hari ketahanan stoknya. Ini belum termasuk stok di kilang maupun di kapal,” kata Brasto.

Lebih lanjut Brasto menjelaskan, khusus untuk BBM jenis Gasoil juga diperkirakan akan mengalami peningkatan konsumsi walaupun tidak terlalu banyak. Yakni sebesar dua persen, dari rerata harian normal sebanyak 6.556 KL menjadi 6.686 KL.

“Untuk konsumsi Gasoil mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, karena meningkatnya jumlah pengiriman dan armada barang. Yang jelas, kita tetap mengacu pada kebutuhan di SPBU masing-masing,” pungkasnya. (Bud)