Dinas Pendidikan Jateng Tambah Lagi Jumlah Sekolah Yang Gelar Simulasi Tatap Muka

Pelajaran tatap muka di sekolah
Guru memberikan pelajaran tatap muka di sekolah dengan memerhatikan protokol kesehatan.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sebelumnya sudah menunjuk tujuh sekolah di tiga daerah untuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka, dan simulasi tersebut dianggap berhasil berjalan dengan baik. Sehingga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berencana menambah lagi jumlah sekolah yang bisa menyelenggarakan simulasi pembelajaran tatap muka.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Padmaningrum mengatakan dengan evaluasi yang cukup baik dari ketujuh sekolah percontohan sebelumnya, maka simulasi di sekolah-sekolah itu tetap dilanjutkan dan jumlah siswa juga akan ditambah. Penambahan jumlah siswa yang bisa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, tetap akan memertimbangkan status zona di wilayah tempat tinggalnya.

Padmaningrum menjelaskan, dari hasil kajian yang baik tersebut pihaknya juga merencanakan menambah jumlah sekolah yang bisa menyelenggarakan simulasi pembelajaran tatap muka. Yakni tiga SMK Negeri Jateng di Kota Semarang, Kabupaten Pati dan Purbalingga. Serta SMA Taruna Nusantara di Kota Magelang, dan SMK Pradipta Dirgantara di Kabupaten Boyolali.

Menurutnya, untuk pemilihan sekolah yang bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka tambahan ini dipilih sekolah asrama. Tujuannya, agar lebih mudah dalam pengawasan dan pengaturannya.

“Nanti tanggal 5 Oktober, kita lakukan penambahan di tujuh sekolah. Yaitu 100 persen dari jumlah awal. Untuk SMK dilakukan shift, karena ada praktikum uji kompetensi di bulan Desember. Sementara ini sesuai anjuran bapak gubernur, untuk di tiga SMK Jateng dan Sekolah Taruna Nusantara Magelang sama SMK Pradipta Dirgantara Boyolali,” kata Padmaningrum, Kamis (1/10).

Lebih lanjut Padmaningrum menjelaskan, pada sekolah-sekolah yang ditunjuk untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka tetap dibatasi jumlah siswanya. Yakni, tidak semua siswa bisa mengikut pembelajaran tatap muka.

“Misal di SMA Taruna Nusantara dengan jumlah siswa lebih dari seribu orang, hanya dibolehkan 150 siswa saja. Kami juga menyarankan pihak sekolah sebelum menggelar pembelajaran tatap muka, untuk melakukan swab kepada siswanya,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaPemprov Tegur Daerah Yang Rendah Angka Testingnya
Artikel selanjutnyaFlyover Ganefo Akan Dibangun Sebelum Akhir Tahun Ini