Kantor Staf Presiden Pantau Terus Penanganan COVID-19 di Jateng

Media Jadi Tempat Kampanye Efektif, KSP Dukung Usulan Tersebut

KSP Moeldoko menemui Gubernur Ganjar
KSP Moeldoko menerima cinderamata berupa kaos dari Gubernur Ganjar Pranowo, Kamis (1/10).

Pilkada Serentak 2020 yang digelar di masa pandemi ini, menjadi cambuk bagi KPU dan juga para pasangan calon serta tim sukses untuk bisa menampilkan cara-cara kampanye efektif sesuai protokol kesehatan. Kantor Staf Kepresidenan memberi apresiasi kepada Pemprov Jawa Tengah, yang serius terhadap pelanggaran kampanye terbuka dan berpotensi mengundang kerumunan.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat bertemu Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan tahapan pilkada yang dilanjutkan dan memasuki masa kampanye, harus menjadi perhatian semua pihak. Bahkan, kebijakan dari Pemprov Jateng yang melarang kampanye terbuka patut diacungi jempol.

Menurutnya, para pasangan calon dan tim sukses kampanye harus bisa mematuhi protokol kesehatan dan memanfaatkan jaringan media massa.

“Pemda akan mengambil langkah tegas, untuk melarang segala bentuk kampanye yang berpotensi kerumunan. Itu saya pikir langkah yang sangat tepat, karena salah satu hal yang ditakutkan berbagai pihak atas lanjut penyelenggaraan pilkada adalah kampanye yang bersifat kerumunan,” kata Moeldoko di kantor gubernuran, Kamis (1/10).

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo meminta kepada para pasangan calon maupun tim sukses, agar menggunakan jaringan media massa dalam mengkampanyekan gagasan maupun ide. Sehingga, kampanye melalui media akan lebih mudah ditangkap masyarakat calon pemilih.

“Saya usulkan konkrit. Sudah, duitnya KPU untuk kampanye itu dikerjasamakan saja dengan semua media. Apakah itu media elektronik atau media cetak, sehingga nanti media ini akan menjadi tempat kampanye mereka jauh lebih efektif. Karena dalam kondisi ini, tempat kampanye paling bagus adalah media. Itu menurut saya,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, pada momentum pilkada sekarang juga bisa menjadi wahana berbagai rezeki kepada media. Karena, saat pandemi cukup banyak perusahaan media terdampak COVID-19. (Bud)