Bagaimana Mengembangkan Talenta untuk Mengimbangi Kemajuan Teknologi?

Manajemen Talenta

Semarang, Idola 92.6 FM – Di era industry 4.0, kecerdasan buatan (AI) menjadi peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Apalagi kita tengah memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan (economy-based knowledge).

Usaha rintisan teknologi di Indonesia bisa dikatakan maju pesat. Hal itu ditandai dengan maraknya pemakaian kecerdasan buatan. Namun, masalah besarnya masih sama, yakni kelangkaan talenta teknologi. Ketergantungan pada teknologi luar negeri, menjadi ancaman masa depan saat memasuki fase lanjut.

Beberapa usaha rintisan seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Halodoc, dan Dana, telah mengaplikasikan kecerdasan buatan dalam bisnis, demikian juga perbankan, seperti BRI, dan Bank Mandiri.

Ketua Umum Asosiasi Teknologi Startup Indonesia (Atsindo) Handito Joewono menyebut, meningkatnya pemanfaatan kecerdasan buatan terasa setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan ini karena pertemuan fisik berkurang di tengah Pandemi.

Digital Technology
Digital Technology. (Ilustrasi)

Meski berkembang pesat, namun pemanfaatan kecerdasan buatan masih menghadapi masalah lama yaitu kekurangan sumber daya manusia. Kekurangan SDM terjadi sejak enam tahun lalu hingga kini. Semua usaha rintisan pun mengakui bahwa mereka kesulitan merekrut talenta memadai.

CEO Daily Social Rama Mamuaya mengungkapkan, teknologi AI di Indonesia memasuki fase lanjut tetapi disayangkan kini banyak beredar penawaran teknologi dari luar negeri. Meski ada talenta teknologi dari Indonesia, tetapi jumlahnya tak banyak dan kemampuannya masih harus didongkrak. Ia mencontohkan, satu perusahaan kecerdasan buatan di luar negeri dengan beberapa tugas, rata-rata hanya perlu sekitar 30 orang, tetapi di Indonesia butuh 50 orang.

Maka, melihat SDM dan tantangan ke depan, bagaimana cara mencetak dan mengembangkan talenta-talenta di bidang teknologi? Ekosistem digital seperti apa yang mestinya disiapkan untuk mendongkrak terciptanya talenta-talenta yang diperlukan? Serta, bagaimana mengatasi berbagai hambatan dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)); Irwan Rawal Husdi (Direktur Pusat TIK BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)); dan Handito Joewono – Ketua Umum Asosiasi Teknologi Startup Indonesia (Atsindo). (her/andi odang)

Dengarkan podcast diskusinya: