Vaksinasi Covid-19: Di Antara yang Penting dan Genting, Bagaimana Jalan Keluarnya?

Vaksin COVID-19
Vaksin COVID-19. (Ilustrasi: BBC)

Semarang, Idola 92.6 FM – Apa perbedaan antara “penting” dan “genting?” Meski sederhana dalam memahaminya, tetapi seringkali cukup susah buat mengungkapkannya dengan bahasa sederhana. Genting merupakan fungsi dari waktu: semakin dekat deadline, atau “keburu tidak terkejar lagi” sebuah kegiatan bisa digolongkan sebagai genting. Sementara penting, bisa diukur dari besarnya impact atau target yang ingin dicapai.

Tidak semua persoalan penting itu pasti genting, dan belum tentu semua persoalan yang genting itu pasti penting. Akan tetapi, ada beberapa persoalan yang sangat penting sekaligus genting. Kemampuan membedakan kedua persoalan ini, tak hanya bisa menghemat energi kita, tetapi juga mempermudah kita dalam menyusun daftar prioritas. Sebaliknya, tidak mampu membedakan antara yang penting dan yang genting, bisa menyedot energi.

Soal yang penting dan yang genting ini, belakangan sedang menjadi sorotan di negeri kita. Program vaksinasi yang sedang disiapkan oleh pemerintah, merupakan langkah yang teramat penting. Karena dari sinilah, harapan untuk mengakhiri pandemi, dan memulihkan kehidupan masyarakat digantungkan.

Hanya saja, di balik kencangnya narasi tentang vaksinasi, sejumlah tenaga kesehatan dan juru wabah mendesak kepada Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Satgas Covid-19 agar memberi perhatian khusus pada Rumah Sakit yang penuh. Nah, inilah persoalan genting-nya.

Sebab, tercatat, sejumlah rumah sakit saat ini mulai kewalahan. Salah satunya di DKI Jakarta. Data terakhir per 3 Januari 2021, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sudah mencapai 87 persen. Di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil menyebut, tingkat keterisian rumah sakit yang merawat pasien virus corona di Kabupaten Karawang sudah melebihi kapasitas hingga mencapai 110 persen.

COVID-19 Vaccination

Maka sekali lagi, pemberian vaksin merupakan upaya yang sungguh sangat penting, tapi mengatasi ancaman kolaps-nya fasilitas kesehatan juga bisa disebut sangat genting.

Lantas, menyongsong vaksinasi, di antara yang penting dan genting; Bagaimanakah cara mengantisipasi problem di masa yang akan datang melalui vaksinasi tanpa harus mengabaikan persoalan gawat yang sudah berada di depan mata? Apa saja, “Plan B” atau “Plan C” yang perlu kita siapkan untuk merespons ancaman kolaps-nya fasilitas kesehatan? Bagaimana mengatur ulang urutan narasi agar kegembiraan soal pemberian vaksin tidak menenggelamkan fakta menyedihkan yang ada di depan mata?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT (Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI)); Dr. Syahrizal Syarif, MPH, PhD (Ahli Epidemiologi/ Juru Wabah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia); dan Andy Fefta Wijaya (Pengamat Kebijakan Publik Universitas Brawijaya Malang). (andi odang/her)

Dengarkan podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaMengenal Sumini, Sang Penjaga Hutan Kampung Damaran Baru Aceh
Artikel selanjutnya1,3 Juta Penumpang Manfaatkan Bandara Ahmad Yani Selama Libur Nataru