BI Jateng Prediksi Inflasi 2024 di Rentang 2,5±1 Persen

Peninjauan harga pangan di pasar tradisional
TPID Jateng saat melakukan peninjauan harga pangan di pasar tradisional.

Semarang, Idola 92,6 FM-Sepanjang 2023 kemarin, inflasi gabungan kota di Jawa Tengah sebesar 2,89 persen (yoy) dan berada di rentang sasaran target inflasi 3,0±1 persen.

Namun, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng menilai jika laju inflasi tahun ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya.

Pelaksana harian Kepala KPw BI Jateng Junanto Herdiawan mengatakan inflasi di kota pencatat laju inflasi, diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2,5±1 persen. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, hari ini.

Junanto menjelaskan, untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran itu maka Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan akan melakukan pengawalan.

Bersama forum TPID Jateng, akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

“Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah,” kata Junanto.

Lebih lanjut Junanto menjelaskan, pada Desember 2023 kemarin terlihat tekanan inflasi gabungan kota di Jateng menurun.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surakarta, Kota Semarang dan Kota Tegal masing-masing sebesar 0,22 persen dan diikuti Kabupaten Cilacap 0,18 persen serta Purwokerto 0,17 persen.

Sementara itu, Kabupaten Kudus mencatatkan inflasi terendah sebesar 0,15 persen.

“Pada periode laporan, penurunan tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas pangan utama seperti daging ayam ras dan beras,” jelas Junanto.

Junanto menyatakan, harga daging ayam ras telah mencatatkan tren penurunan sejak Agustus 2023.

Selanjutnya, harga beras turut mencatatkan penurunan setelah di beberapa periode sebelumnya mengalami inflasi.

“Penurunan harga beras sejalan dengan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Jawa Tengah yang melakukan operasi pasar secara masif sehingga mampu menurunkan harga beras,” pungkasnya. (Bud)