Bagaimana Memperbaiki Manajemen Vaksinasi Covid-19?

Manajemen Vaksinasi

Semarang, Idola 92.6 FM – Dua pekan setelah program vaksinasi Covid-19 tahap pertama mulai digelar, namun cakupan imunisasi masih tergolong rendah. Pendataan dan distribusi vaksin, masih menjadi kendala di sejumlah daerah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, dari target 1,48 juta tenaga kesehatan yang harus divaksin, baru 300 ribu yang sudah divaksin. Kendala ditahap awal ini terutama buruknya sistem pendataan, selain distribusi.

Senada, Presiden Jokowi pun menyebut, dua pekan setelah program vaksinasi Covid-19 dimulai, cakupan masih rendah. Padahal, dengan 30 ribu vaksinator yang tersebar di sekitar 10 ribu puskesmas dan 3 ribu rumah sakit, vaksinasi semestinya bisa dilakukan pada 900 ribu sampai 1 juta orang per hari.

Apa yang dikeluhkan Menkes dan presiden ini, sesungguhnya sudah diingatkan para juru wabah jauh-jauh hari, bahwa manajemen vaksinasi, menjadi kunci dalam suksesnya vaksinasi Covid-19. Sebab, jika manajemen masih amburadul maka target imunisasi bisa meleset dan tidak optimal dalam mengakhiri Pandemi.

Lantas, setelah dua pekan vaksinasi tahap pertama berjalan, bagaimana memperbaiki pendataan dan distribusi vaksin agar cakupan bisa diperluas? Hal krusial apa lagi yang mesti ditambal—agar kita tak genting di kemudian hari—mengingat manajemen vaksinasi memegang kunci suksesnya vaksinasi Covid-19?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Dr Windhu Purnomo (Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya); Dr. Muhammad Adib Khumaidi, SpOT ( Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI)); dan Dedie A. Rachim (Wakil Wali Kota Bogor). (her/andi odang)

Dengarkan podcast diskusinya: