Petani Grobogan Manfaatkan Resi Gudang Saat Harga Jatuh

Ilustrasi

Semarang, Idola 92,6 FM – Sejumlah petani di Kabupaten Grobogan merasa terbantu dengan adanya resi gudang di wilayah mereka, karena bisa menjual tunda di saat harga gabah anjlok. Bahkan, tidak hanya petani Grobogan saja tetapi petani daerah tetangga ikut memanfaatkannya.

Salah satu petani di Desa Gabus, Nur Rodi mengaku senang ada resi gudang di wilayahnya. Sebab, resi gudang disebutnya mirip dengan pegadaian.

Menurutnya, petani tinggal menjaminkan gabah hasil panen ke bank dengan bukti resi gudang yang diterbitkan.

Nur Rodi menjelaskan, kelompoknya ada 800 petani yang mengikuti program resi gudang dan saat ini ada 100 ton gabah kering disimpang di resi gudang Grobogan.

“Sistemnya kayak pegadaian, kita butuh modal. Dari petani itu biasanya menyimpan di sini nanti mendapatkan modal awal untuk usaha, nanti diuangkan di Bank Jateng. Keuntungannya kalau kita jual tunda, nanti enam bulan ke depan bisa menaikkan harga. Menjual tunda dapat modal,” kata Nur Rodi.

Petani lainnya, Nur Solikhin mengaku sudah empat kali memanfaatkan resi gudang Grobogan. Sebelum ada resi gudang, dirinya selalu menjual hasil panen ke pasar atau tengkulak dengan harga tidak menguntungkan.

Menurut Nur Solikhin, setelah ada resi gudang ini dirinya tidak perlu khawatir walau harga gabah sedang anjlok.

“Itu saya simpan dulu, nanti kalau sudah harganya stabil baru kita jual. Itu kan diterbitkan resi, setelah itu diuji mutu dan diterbitkan mutu. Kalau kita ingin menjaminkan ya jaminkan, kalau enggak ya bebas. Dapatnya kalau dijaminkan itu maksimal Rp75 juta,” ucap Nur Solikhin.

Nur Solikhin lebih lanjut menjelaskan, petani bisa menyimpan gabah hasil panennya dalam jangka waktu hingga lima atau enam bulan. Sehingga, jika harga gabah sudah stabil dan menguntungkan petani bisa dijual ke pasaran. (Bud)